Selasa, 08 September 2009

Kritikan dan hinaan Bioenergicenter

Sesungguhnya, Anda akan mendapatkan pahala dikarenakan kesabaran Anda menghadapi kritikan dan cercaan itu. Dan kritikan mereka itu, pada dasarnya pertanda bahwa Anda memiliki harga dan derajat. Sebab, manusia tak akan pernah menendang bangkai anjing dan orang-orang yang tak berharga pastilah tak akan pernah sasaran pendengki. Artinya, manakala kritikan yang Anda terima semakin pedas, maka tinggi pula harga Anda.
Seorang penyair mengatakan,
Niscaya terhadap oarang-orang mulia itu selalu ada yang mendengki dan tak kan kau
jumpai orang-orang yang hina itu dengki
Zuher mngatakan,
Mereka selalu didengki karena nikmat yang mereka miliki, padahal Allah tak akan mencabut
apa mereka dengkikan itu
Seorang penyair lain berkata,
Mereka tetap benci padaku meski aku telah mati, sungguh aneh diriku; kematianku pun
mereka dengkikan
Penyair yang lain berkata,
Aku mengeluh karena kezaliman pemfitnah, dan tidaklah engkau dapatkan manusia yang
punya kemuliaan melainkan akan selalu diterpa kedengkian.
Bila Engkau manusia yangmulia, maka engkau kan selalu didengki.
Namun kala kau miskin tak berharga, mana mungkin ada yang mendengki.
Penyair lain berkata,
Jika seorang berhasil menggapai langit tingkat kemuliaan maka musuhnya adalah bintang-
bintang di langit kebencian
Ia akan dilempar dengan busur-busur atas semua kebesarannya meski apa yang mereka
lakukan tidak akan sampai sasaran
Syahdan, ketika Nabi Musa a.s memohon kepada Allah agar Dia menghentikan kejahatan mulut kaumnya, Allah berfirman, “Wahai Musa, Aku tidak lakukan itu untuk diri-Ku. Aku mencipta-
kan dan memberi mereka rezeki, namun mereka justru mencela dan mengejek-Ku.”
Dalam sebuah hadist diriwayatkan bahwa Rasullah bersabda, “Allah berfirman : “Anak Adam mencerca dan menghina-Ku padahal tidak seharusnya ini ia lakukan. Adapun cercaannya kepada-Ku
Adalah bahwa dia mencerca zaman, padahal Akulah zaman. Aku bolak-balikkan malam malam dan siang sekehendak-Ku. Sedangkan hinaanya kepada-Ku adalah ia mengatakan bahwa Aku memiliki
Sahabat wanita dan anak , padahal Aku tidak memiliki sahabat wanita dan anak.”
Anda tidak akan pernah dapat membungkam mulut manusia untuk tidak melakukan pelecehan terhadap kehormatan Anda. Meski demikian, Anda dapat melakukan kebaikkan dan menghindari perkataan dan kritikan mereka.
Seorang penyair berkata,
Aku berjumpa denghan orang bodoh yang mencelaku
Kutinggalkan ia seraya berkata. “aku tidak peduli’
Penyair lain berkata,
Jika orang bodoh bicara, jangan kau timpali sebab sebaik-baiknya jawaban baginya adalah
diam seribu bahasa
Meski demikian, tak ada salahnya bila orang-orang yang bodoh itu sesekali dilawan
dan ditantang. Atau katakan saja pada mereka,
Jika kebaikkan yang tampak pada perbuatanku adalah- dosa-dosa maka katakanlah
kepadaku, bagaimana aku harus minta maaf
Pada umumnya, orang-orang yang kaya senantiasa dibayangi kegelisahan. Bahkan, ketika harga saham mereka tiba-tiba naik pun, mereka akan tetap gelisah karena cemas dengan nasib saham mereka yang mungkin saja besok kan menurun.
Allah berfirman,
Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela. Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia akan dilempar ke neraka Huthamah. (QS. Al-Humazah: 1-4)
Seorang sastrawan Barat mengatakan, “Lakukan apa yang kau pandang benar, dan palingkan punggungmu dari semua kritikan yang tak berharga.”
Ada beberapa hal yang perlu Anda renungkan dan Anda coba:
Jangan pernah membalas cercaan atau olok-olok yang melukai hati Anda! Karena, kesabaranmu dalam menghadapi semua itulah yang akan dengan sendirinya menguburkan semua kehinaan. Kesabaran adalah sumber kemuliaan, diam adalah sumber kekuatan untuk mengalahkan musuh, dan memaafkan adalah sumber dan tenaga untuk mencapai pahala dan kemuliaan.
Ingat, separoh dari orang yang pernah mencerca atau mengkritik Anda itu kan melupakan cercaan mereka, sepertiganya tidak sadar dengan apa yang mereka lontarkan, dan selebihnya tidak akan mengerti apa dan mengapa mereka mencerca Anda. Maka dari itu, jangan pernah cercaan mereka kau masukkan dalam hati dan jangan pula berusaha untuk membalas apa yang mereka katakan itu.
Seorang bijak bestari berkata, “Orang-orang akan sibuk menggunjingku manakala jatah roti mereka berkurang dari jatahku. Dan jika tak ada seorang pun dari mereka yang kehausan, maka mereka tak akan pernah mengusik kematianku dan kematianmu.”
Rumah yang senantiasa tenteram meskipun hanya ada sepotong roti di dalamnya, adalah lebih baik dari sebuah rumah yang penuh dengan makanan lezat tetapi tak pernah lekang dari kegaduhan dan sumpah serapah.

Kritikan dan hinaan Bioenergicenter

Sesungguhnya, Anda akan mendapatkan pahala dikarenakan kesabaran Anda menghadapi kritikan dan cercaan itu. Dan kritikan mereka itu, pada dasarnya pertanda bahwa Anda memiliki harga dan derajat. Sebab, manusia tak akan pernah menendang bangkai anjing dan orang-orang yang tak berharga pastilah tak akan pernah sasaran pendengki. Artinya, manakala kritikan yang Anda terima semakin pedas, maka tinggi pula harga Anda.
Seorang penyair mengatakan,
Niscaya terhadap oarang-orang mulia itu selalu ada yang mendengki dan tak kan kau
jumpai orang-orang yang hina itu dengki
Zuher mngatakan,
Mereka selalu didengki karena nikmat yang mereka miliki, padahal Allah tak akan mencabut
apa mereka dengkikan itu
Seorang penyair lain berkata,
Mereka tetap benci padaku meski aku telah mati, sungguh aneh diriku; kematianku pun
mereka dengkikan
Penyair yang lain berkata,
Aku mengeluh karena kezaliman pemfitnah, dan tidaklah engkau dapatkan manusia yang
punya kemuliaan melainkan akan selalu diterpa kedengkian.
Bila Engkau manusia yangmulia, maka engkau kan selalu didengki.
Namun kala kau miskin tak berharga, mana mungkin ada yang mendengki.
Penyair lain berkata,
Jika seorang berhasil menggapai langit tingkat kemuliaan maka musuhnya adalah bintang-
bintang di langit kebencian
Ia akan dilempar dengan busur-busur atas semua kebesarannya meski apa yang mereka
lakukan tidak akan sampai sasaran
Syahdan, ketika Nabi Musa a.s memohon kepada Allah agar Dia menghentikan kejahatan mulut kaumnya, Allah berfirman, “Wahai Musa, Aku tidak lakukan itu untuk diri-Ku. Aku mencipta-
kan dan memberi mereka rezeki, namun mereka justru mencela dan mengejek-Ku.”
Dalam sebuah hadist diriwayatkan bahwa Rasullah bersabda, “Allah berfirman : “Anak Adam mencerca dan menghina-Ku padahal tidak seharusnya ini ia lakukan. Adapun cercaannya kepada-Ku
Adalah bahwa dia mencerca zaman, padahal Akulah zaman. Aku bolak-balikkan malam malam dan siang sekehendak-Ku. Sedangkan hinaanya kepada-Ku adalah ia mengatakan bahwa Aku memiliki
Sahabat wanita dan anak , padahal Aku tidak memiliki sahabat wanita dan anak.”
Anda tidak akan pernah dapat membungkam mulut manusia untuk tidak melakukan pelecehan terhadap kehormatan Anda. Meski demikian, Anda dapat melakukan kebaikkan dan menghindari perkataan dan kritikan mereka.
Seorang penyair berkata,
Aku berjumpa denghan orang bodoh yang mencelaku
Kutinggalkan ia seraya berkata. “aku tidak peduli’
Penyair lain berkata,
Jika orang bodoh bicara, jangan kau timpali sebab sebaik-baiknya jawaban baginya adalah
diam seribu bahasa
Meski demikian, tak ada salahnya bila orang-orang yang bodoh itu sesekali dilawan
dan ditantang. Atau katakan saja pada mereka,
Jika kebaikkan yang tampak pada perbuatanku adalah- dosa-dosa maka katakanlah
kepadaku, bagaimana aku harus minta maaf
Pada umumnya, orang-orang yang kaya senantiasa dibayangi kegelisahan. Bahkan, ketika harga saham mereka tiba-tiba naik pun, mereka akan tetap gelisah karena cemas dengan nasib saham mereka yang mungkin saja besok kan menurun.
Allah berfirman,
Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela. Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia akan dilempar ke neraka Huthamah. (QS. Al-Humazah: 1-4)
Seorang sastrawan Barat mengatakan, “Lakukan apa yang kau pandang benar, dan palingkan punggungmu dari semua kritikan yang tak berharga.”
Ada beberapa hal yang perlu Anda renungkan dan Anda coba:
Jangan pernah membalas cercaan atau olok-olok yang melukai hati Anda! Karena, kesabaranmu dalam menghadapi semua itulah yang akan dengan sendirinya menguburkan semua kehinaan. Kesabaran adalah sumber kemuliaan, diam adalah sumber kekuatan untuk mengalahkan musuh, dan memaafkan adalah sumber dan tenaga untuk mencapai pahala dan kemuliaan.
Ingat, separoh dari orang yang pernah mencerca atau mengkritik Anda itu kan melupakan cercaan mereka, sepertiganya tidak sadar dengan apa yang mereka lontarkan, dan selebihnya tidak akan mengerti apa dan mengapa mereka mencerca Anda. Maka dari itu, jangan pernah cercaan mereka kau masukkan dalam hati dan jangan pula berusaha untuk membalas apa yang mereka katakan itu.
Seorang bijak bestari berkata, “Orang-orang akan sibuk menggunjingku manakala jatah roti mereka berkurang dari jatahku. Dan jika tak ada seorang pun dari mereka yang kehausan, maka mereka tak akan pernah mengusik kematianku dan kematianmu.”
Rumah yang senantiasa tenteram meskipun hanya ada sepotong roti di dalamnya, adalah lebih baik dari sebuah rumah yang penuh dengan makanan lezat tetapi tak pernah lekang dari kegaduhan dan sumpah serapah.

Musuh Yang Menyesatkan dan Mendengki Bioenergicenter

Jika Anda selalu memberi maaf dan lapang dada maka Anda akan memperoleh kemuliaan dunia akhirat:



Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik pahalanya atas (tanggungan) Allah. (QS. Asy-Syura: 40)

Katakan pada mata yang sakit, matahari punya banyak mata yang melihatnya dengan benar pada saat tenggelam dan terbit. Biarkanlah setiap mata yang Allah gelapkan sinarnya, tetap dengan pandangannya: tidak melihat dan tidak sadar.



Ada orang pernah berkata pada Salim Abdullah ibn Umar, seorang ‘alim dari kalangan tabiin, “Anda adalah seorang yang berperilaku buruk!” Salim pun menjawab, “Memang, hanya engkaulah yang tahu tentang aku!”



Seorang sastrawan Amerika mengatakan, Mungkin saja tongkat dan batu itu akan mampu meremukkan tualng-tulangku, namun kata-kata tidak akan mampu melukaiku.”



Seorang pernah berkata kepada Abu Bakar, “Demi Allah, akan aku cerca Anda dengan cercaan yang akan Anda bawa sampai ke dalam kuburmu!” Abu Bakar menimpali, “Tidak, tapi cercaanmu akan masuk bersamamu ke dalam kuburmu!”



Ada seorang berkata kepada ‘Amru ibn ‘Ash, “Aku akan berusaha memerangimu.” ‘Amru menjawab, “Mulai sekarang engkau telah menjatuhkan dirimu dalam kesibukan yang sebenarnya.”



Jenderal Eisenhower pernah menyatakan, “Jangan biarkan diri kita menyia-nyiakan pikiran untuk orang-orang yang kita cintai, meski hanya sedetik!”



Seekor nyamuk berkata kepada pohon kurma: Hati-hatilah karena sesungguhnya saya akan terbang dan meninggalkanmu!



Maka berkatalah pohon kurma: Demi Allah, saya tidak merasakan sesuatu saat Anda hinggap padaku, lalu bagaimana aku akan merasakan sesuatu tatkala Anda terbang?!

Hatim berkata,



Aku ampuni kata-kata buruk orang mulia sebagai simpanannya. Dan aku berpaling dari cemoohan orang yang suka mencemooh karena sikap muliaku.”



Konfusius mengingatkan, “Orang yang marah akan selalu memenuhi dirinya dengan racun.”

Dalam sebuah hadist disebutkan, Jangan marah, jangan marah, jangan marah!!”

Pada hadist lain disebutkan ,“Kemarahan itu adalah sebuah bara api dari api neraka!!”

Setan itu mengalahkan hamba dalam tiga kali:Ketika marah, ketika syahwatnya naik, dan ketika lalai.

Musuh Yang Menyesatkan dan Mendengki Bioenergicenter

Jika Anda selalu memberi maaf dan lapang dada maka Anda akan memperoleh kemuliaan dunia akhirat:



Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik pahalanya atas (tanggungan) Allah. (QS. Asy-Syura: 40)

Katakan pada mata yang sakit, matahari punya banyak mata yang melihatnya dengan benar pada saat tenggelam dan terbit. Biarkanlah setiap mata yang Allah gelapkan sinarnya, tetap dengan pandangannya: tidak melihat dan tidak sadar.



Ada orang pernah berkata pada Salim Abdullah ibn Umar, seorang ‘alim dari kalangan tabiin, “Anda adalah seorang yang berperilaku buruk!” Salim pun menjawab, “Memang, hanya engkaulah yang tahu tentang aku!”



Seorang sastrawan Amerika mengatakan, Mungkin saja tongkat dan batu itu akan mampu meremukkan tualng-tulangku, namun kata-kata tidak akan mampu melukaiku.”



Seorang pernah berkata kepada Abu Bakar, “Demi Allah, akan aku cerca Anda dengan cercaan yang akan Anda bawa sampai ke dalam kuburmu!” Abu Bakar menimpali, “Tidak, tapi cercaanmu akan masuk bersamamu ke dalam kuburmu!”



Ada seorang berkata kepada ‘Amru ibn ‘Ash, “Aku akan berusaha memerangimu.” ‘Amru menjawab, “Mulai sekarang engkau telah menjatuhkan dirimu dalam kesibukan yang sebenarnya.”



Jenderal Eisenhower pernah menyatakan, “Jangan biarkan diri kita menyia-nyiakan pikiran untuk orang-orang yang kita cintai, meski hanya sedetik!”



Seekor nyamuk berkata kepada pohon kurma: Hati-hatilah karena sesungguhnya saya akan terbang dan meninggalkanmu!



Maka berkatalah pohon kurma: Demi Allah, saya tidak merasakan sesuatu saat Anda hinggap padaku, lalu bagaimana aku akan merasakan sesuatu tatkala Anda terbang?!

Hatim berkata,



Aku ampuni kata-kata buruk orang mulia sebagai simpanannya. Dan aku berpaling dari cemoohan orang yang suka mencemooh karena sikap muliaku.”



Konfusius mengingatkan, “Orang yang marah akan selalu memenuhi dirinya dengan racun.”

Dalam sebuah hadist disebutkan, Jangan marah, jangan marah, jangan marah!!”

Pada hadist lain disebutkan ,“Kemarahan itu adalah sebuah bara api dari api neraka!!”

Setan itu mengalahkan hamba dalam tiga kali:Ketika marah, ketika syahwatnya naik, dan ketika lalai.

Sabtu, 05 September 2009

GONJANG-GANJING BIOENERGI CENTER

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain ..


Al-Hujurat (49):12


Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu

menyesal atas perbuatan itu.


Al-Hujurat (49):6

Bergunjinglah ataupun berprasangka buruk adalah salah satu ujian Allah di jalur hablum minannas. Hindarilah membaca ataupun mendengar segala macam gosip mengenai diri seseorang yang menjurus ke prasangka buruk dan sejenisnya. Karena hal ini dapat menggoda kita untuk menggunjingkannya.

(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja, padahal dia pada sisi Allah besar.

An-Nuur (24):15

Rasulullah saw. Bersabda :

“Barang siapa beriman pada Allah dari hari akhirat, hendaknyalah berucap yang baik atau diam.”

Safin bin Abdullah At-thagafi mengisahkan :

Saya berkata : “Ya, Rasulullah, berilah saya bekal, akan saya jadikan ia penangkal”. Maka Rasulullah menjawab : “Katakanlah, Tuhanku Allah, dan tetaplah beristiqamah dengan pernyataanmu itu”. Aku berkata lagi: “Ya, Rasulullah, apa yang paling baginda takutkan pada diri saya ini?”. Lantas beliau julurkan lidah sendiri seraya berucap : “Ini!”.


Seorang sufi yang bernama Ahmad Al-Athaki, berkata : “JIka kamu ingin memperbaiki hatimu, maka jagalah lidahmu!”

Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik yang ‘lengah’, lagi beriman (berbuat zina), mereka kena laknat di dunia dan akhirat dan bagi mereka azab yang besar.

An-Nuur (24):23

Yang dimaksud dengan wanita-wanita yang ‘lengah’ ialah wanita-wanita yang tidak pernah sekali juga teringat oleh mereka akan melakukan perbuatan yang keji itu.

Rasulullah saw. Menegaskan pengertian bergunjing sebagai berikut :

“Tahukah kalian apa ghibah itu?”. Mereka menjawab : “Hanya Allah dan Rasul-Nya jualah yang tahu”. Maka beliau bersabda, menjelaskan : “Memperbincangkan saudaramu tentang apa yang tak disukainya”. Lalu tanya mereka pula : Kalau yang diperbincangkan itu benar, ya, Rasulullah?”. Rasulullah menjawab : “Kalau yang diceritakan itu benar, maka engkau telah melakukan ghibah terhadap saudaramu itu. Kalau yang dibicarakan itu tidak benar, maka engkau telah melakukan kepalsuan terhadap saudaramu”.

Dalam suatu hadist yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah saw. Bersabda, “Orang yang menutup ‘aib orang lain di dunia, niscaya Allah menutup ‘aibnya pula kelak di hari kiamat.”

Rasulullah saw ketika ditanya tentang kebanyakan hal-hal yang memasukkan manusia ke dalam surga, beliau menjawab, “Taqwa kepada Allah dan akhlak yang baik!” Dan ketika beliau ditanya lagi tentang kebanyakan hal-hal yang dapat memasukkan manusia ke dalam neraka, beliau pun menjawab, “Mulut dan kemaluan!” (HR. Tarmidzi)

Kita seringkali membicarakan perilaku jelek seseorang tanpa mengetahui alasan mengapa ia berbuat demikian. Padahal seharusnya manusia itu dinilai dari niatnya. Bisa saja seseorang mempunyai niat yang baik, tetapi karena kurangnya wawasan maka tindakannya terkewsan tidak simpatik.

Rasulullah saw. Bersabda :

“Sesungguhnya segala amal itu ditinjau dari niatnya, dan setiap orang akan diganjar sesuai dengan apa yang diniatkan.”

Allah berfirman dalam Al-Qur’an :

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggung jawabnya.

Al-Israa’ (17):36

RUGINYA BERGUNJING

Diriwayatkan sebuah hadits dari Jabir bin Abdullah ra., bahwasanya Nabi saw. Bersabda, “Hindarilah menggunjing, karena menggunjing itu lebih berat (siksaannya) dari berzina”. Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa alasannya bergunjing itu lebih berat dari berzina?” Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya seorang lelaki yang telah berzina lalu dia mau berbuat tobat, maka Allah akan mnerima tobatnya. Tetapi orang yang menggunjing, Allah tidak akan mengampuninya sebelum orang yang digunjingkannya itu mengampuninya.”

Diriwayatkan pula, ada seseorang yang besok di hari kiamat diberikan kepadanya buku catatan amalnya. Lalu dia tidak melihat didalamnya catatan amal kebajikannya, maka dia berkata, “Ya Tuhanku, di manakah amal shalatku, puasaku dan amal ketaatanku?” Maka dikatakan kepadanya, “Hilang seluruh amal kebaikanmu, lantaran kamu mempergunjingkan manusia.”

Diberikan pula buku catatan amal seorang lelaki lainnya yang diterima dengan tangan kanannya. Lalu dia melihat amal-amal kebaikannya yang tidak p[ernah dilakukannya, maka diucapkan kepadanya : “Inilah catatan amal-amal kebaikan manusia yang telah mempergunjingkanmu, sedang kamu tidak menyadarinya.”

Sayidina Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, “Lidah itu laksana seekor binatang buas, bila dilepaskan pasti membunuh.”

Rasulullah saw. Bersabda, “Menggunjing itu memang lezat rasanya di dunia, tetapi dapat mengantarkannya ke neraka di akhirat kelak.”

GONJANG-GANJING BIOENERGI CENTER

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain ..


Al-Hujurat (49):12


Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu

menyesal atas perbuatan itu.


Al-Hujurat (49):6

Bergunjinglah ataupun berprasangka buruk adalah salah satu ujian Allah di jalur hablum minannas. Hindarilah membaca ataupun mendengar segala macam gosip mengenai diri seseorang yang menjurus ke prasangka buruk dan sejenisnya. Karena hal ini dapat menggoda kita untuk menggunjingkannya.

(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja, padahal dia pada sisi Allah besar.

An-Nuur (24):15

Rasulullah saw. Bersabda :

“Barang siapa beriman pada Allah dari hari akhirat, hendaknyalah berucap yang baik atau diam.”

Safin bin Abdullah At-thagafi mengisahkan :

Saya berkata : “Ya, Rasulullah, berilah saya bekal, akan saya jadikan ia penangkal”. Maka Rasulullah menjawab : “Katakanlah, Tuhanku Allah, dan tetaplah beristiqamah dengan pernyataanmu itu”. Aku berkata lagi: “Ya, Rasulullah, apa yang paling baginda takutkan pada diri saya ini?”. Lantas beliau julurkan lidah sendiri seraya berucap : “Ini!”.


Seorang sufi yang bernama Ahmad Al-Athaki, berkata : “JIka kamu ingin memperbaiki hatimu, maka jagalah lidahmu!”

Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik yang ‘lengah’, lagi beriman (berbuat zina), mereka kena laknat di dunia dan akhirat dan bagi mereka azab yang besar.

An-Nuur (24):23

Yang dimaksud dengan wanita-wanita yang ‘lengah’ ialah wanita-wanita yang tidak pernah sekali juga teringat oleh mereka akan melakukan perbuatan yang keji itu.

Rasulullah saw. Menegaskan pengertian bergunjing sebagai berikut :

“Tahukah kalian apa ghibah itu?”. Mereka menjawab : “Hanya Allah dan Rasul-Nya jualah yang tahu”. Maka beliau bersabda, menjelaskan : “Memperbincangkan saudaramu tentang apa yang tak disukainya”. Lalu tanya mereka pula : Kalau yang diperbincangkan itu benar, ya, Rasulullah?”. Rasulullah menjawab : “Kalau yang diceritakan itu benar, maka engkau telah melakukan ghibah terhadap saudaramu itu. Kalau yang dibicarakan itu tidak benar, maka engkau telah melakukan kepalsuan terhadap saudaramu”.

Dalam suatu hadist yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah saw. Bersabda, “Orang yang menutup ‘aib orang lain di dunia, niscaya Allah menutup ‘aibnya pula kelak di hari kiamat.”

Rasulullah saw ketika ditanya tentang kebanyakan hal-hal yang memasukkan manusia ke dalam surga, beliau menjawab, “Taqwa kepada Allah dan akhlak yang baik!” Dan ketika beliau ditanya lagi tentang kebanyakan hal-hal yang dapat memasukkan manusia ke dalam neraka, beliau pun menjawab, “Mulut dan kemaluan!” (HR. Tarmidzi)

Kita seringkali membicarakan perilaku jelek seseorang tanpa mengetahui alasan mengapa ia berbuat demikian. Padahal seharusnya manusia itu dinilai dari niatnya. Bisa saja seseorang mempunyai niat yang baik, tetapi karena kurangnya wawasan maka tindakannya terkewsan tidak simpatik.

Rasulullah saw. Bersabda :

“Sesungguhnya segala amal itu ditinjau dari niatnya, dan setiap orang akan diganjar sesuai dengan apa yang diniatkan.”

Allah berfirman dalam Al-Qur’an :

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggung jawabnya.

Al-Israa’ (17):36

RUGINYA BERGUNJING

Diriwayatkan sebuah hadits dari Jabir bin Abdullah ra., bahwasanya Nabi saw. Bersabda, “Hindarilah menggunjing, karena menggunjing itu lebih berat (siksaannya) dari berzina”. Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa alasannya bergunjing itu lebih berat dari berzina?” Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya seorang lelaki yang telah berzina lalu dia mau berbuat tobat, maka Allah akan mnerima tobatnya. Tetapi orang yang menggunjing, Allah tidak akan mengampuninya sebelum orang yang digunjingkannya itu mengampuninya.”

Diriwayatkan pula, ada seseorang yang besok di hari kiamat diberikan kepadanya buku catatan amalnya. Lalu dia tidak melihat didalamnya catatan amal kebajikannya, maka dia berkata, “Ya Tuhanku, di manakah amal shalatku, puasaku dan amal ketaatanku?” Maka dikatakan kepadanya, “Hilang seluruh amal kebaikanmu, lantaran kamu mempergunjingkan manusia.”

Diberikan pula buku catatan amal seorang lelaki lainnya yang diterima dengan tangan kanannya. Lalu dia melihat amal-amal kebaikannya yang tidak p[ernah dilakukannya, maka diucapkan kepadanya : “Inilah catatan amal-amal kebaikan manusia yang telah mempergunjingkanmu, sedang kamu tidak menyadarinya.”

Sayidina Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, “Lidah itu laksana seekor binatang buas, bila dilepaskan pasti membunuh.”

Rasulullah saw. Bersabda, “Menggunjing itu memang lezat rasanya di dunia, tetapi dapat mengantarkannya ke neraka di akhirat kelak.”

Jumat, 04 September 2009

SUKSES DENGAN MELAYANI

“Semua orang bisa menjadi orang hebat karena semua orang bisa melayani. Anda tidak memerlukan ijazah perguruan tinggi untuk dapat melayani. Anda tidak perlu menimbang-nimbang dan memutuskan untuk melayani. Yang Anda butuhkan hanya hati yang penuh belas kasihan. Jiwa yang digerakkan oleh kasih.” - Martin Luther King -
Beberapa hari lalu saya datang ke sebuah Bank swasta di Jakarta untuk sebuah transaksi. Ketika selesai melakukan transaksi, teller dengan senyumnya yang ramah meminta saya memilih salah satu kertas kecil yang sudah disiapkan di meja teller dan memasukannya ke dalam kotak. Ada dua pilihan dengan dua warna kertas yang berbeda yang merupakan penilaian kita terhadap kinerja pelayanan si teller tersebut. Rupanya Bank yang memiliki jutaan nasabah pemegang ATM ini secara sadar berorientasi untuk mencetak karyawan yang memiliki orientasi pada “customer focus” dalam kinerjanya.

Pada hari lain saya memasuki banking hall sebuah bank swasta lainnya. Mulai dengan memasuki ruangan, saya menjumpai personil dengan sikap yang seragam, dari satpam yang mulai membukakan pintu, petugas customer service, teller sampai ke manager cabangnya. Rupanya Bank ini secara sadar juga berorientasi mencetak karyawan untuk menginternalisasikan dan saling menularkan nilai-nilai pelayanan dan integritas yang diekspresikan dalam tindakan nyata.
Derap persaingan dalam era kehidupan yang semakin komplek, apalagi dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif, semakin menuntut adanya peningkatan kualitas dalam pelayanan, kalau ingin bertahan dalam persaingan. Organisasi dan perusahaan tidak mengizinkan lagi seorang karyawan sebagai bagian dari perusahaan untuk tidak memberikan pelayanan dengan baik. Setiap karyawan merupakan bagian dari keunggulan organisasi perusahaan, sehingga harus berorientasi pada “customer focus” untuk memberikan kepuasaan pelanggan.
Marilah kita perhatikan pada setiap perusahaan-perusahaan besar, apa kunci prestasi mereka sehingga perusahaan mereka bisa bertahan di tengah maraknya persaingan ?
Apa kunci keberhasilan mereka untuk dapat terus bertumbuh menjadi besar ?.
Pasti Anda akan menemukan salah satu kunci terpenting dalam kesuksesannya adalah kesediaan untuk melayani pelanggannya. Maka banyak perusahaan mengangkat tema “kepuasan pelanggan” menjadi bagian penting dalam beberapa tahun terakhir ini. Perusahaan yang senantiasa mau mendengarkan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen niscaya akan lebih mudah dalam meraih dan mempertahankan kesuksesannya.

Paradigma melayani sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru, karena sudah sejak dulu para guru spiritual selalu mengajarkan akan hal ini. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana agar kita juga bisa memiliki hati yang mau melayani?
Mungkin beberapa langkah berikut ini perlu dipertimbangkan

1. Memandang pekerjaan adalah ibadah

Dalam hidup ini kita harus mempertanggungjawabkan kehidupan kita kepada Allah Sang Pemilik Kehidupan dan kepada orang lain. Dengan demikian, hendaknya setiap apa yang kita kerjakan dalam kehidupan hanyalah berorientasi pada pengabdian kita kepada Allah dan pelayanan kepada orang lain. Dengan memiliki kesadaran ini, maka pekerjaan adalah bagian dari ibadah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah dan kepada orang lain.
Memiliki kesadaran memandang pekerjaan sebagai bagian dari ibadah dapat memberikan keikhlasan hati untuk senantiasa melayani orang lain dengan baik. Apakah itu pelanggan kita, apakah itu teman-teman kita, apakah itu bos dan pemimpin kita. Dengan demikian orang lain akan memberikan apresiasi terhadap apa yang kita lakukan. Kalau hal ini dijadikan sebagai kedisiplinan, inilah modal bagi kesuksesan kita.

2. Kehidupan adalah kesempatan membantu orang lain.

Motivator kelas dunia, Zig Ziglar pernah berkata, “Anda bisa memperoleh apa pun dalam kehidupan ini sepanjang Anda juga mau menolong orang lain memperoleh apa yang mereka inginkan.” Inilah sebuah prinsip bahwa memperoleh apa yang kita inginkan dapat dimulai dengan membantu orang lain memperoleh keinginannya.
Hidup ini adalah sebuah anugerah dari Allah Tuhan Yang Maha Kaya. Sebagai rasa syukur terhadap kehidupan, kita harus menggunakannya untuk membantu orang lain, bukan hanya untuk diri kita sendiri. Hal ini secara tegas disebutkan oleh Allah bahwa kehadiran manusia ini mengemban amanah sebagai wakil Allah dimuka bumi ini. Manusia memiliki kewenangan sebagai “khalifah” penguasa kehidupan di muka bumi.
Dengan demikian setiap orang mengemban amanah untuk mensejahterakan kehidupan orang lain dan alam semesta ini. Bukan menghancurkan orang lain dan alam semesta untuk kepentingannya sendiri.
Gunakan kehidupan yang kita miliki sebagai kesempatan berharga untuk membantu banyak orang lain. Semakin banyak waktu kehidupan yang diberikan, semakin banyak manfaat yang kita bagikan untuk orang lain. Dengan demikian, hidup Anda akan jauh lebih bermakna.

3. Siapa Menabur Dialah Yang Akan Menuai

Pepatah bijak mengatakan siapa yang menabur dialah yang akan menuainya. Saya sangat sepaham dengan pepatah bijak ini, bahwa apa yang kita tabur akan kita tuai. Kalau kita menaburkan benih-benih kebaikan, maka kita akan memamen hasil kebaikan. Kalau kita menebarkan pelayanan, maka kita akan menuai kemudahan-kemudahan dalam kehidupan. Begitupun sebaliknya.
Sayangnya, banyak orang sering kurang menyadari, kalau rejeki yang kita peroleh sesungguhnya melalui orang lain. Demikian juga apa yang kita peroleh sebaiknya sebagian dibagikan bagi orang lain. Kalau kita sebagai karyawan, maka sesungguhnya gaji yang kita peroleh itu berasal dari pelanggan, bukan dari sang pemilik pemilik atau pemimpin perusahaan.
Demikian juga kalau kita seroang pengusaha, sesungguhnya keuntungan yang kita peroleh asalnya dari sang pelanggan. Maka penting memiliki kesadaran untuk memperhatikan suara dan keluhan pelanggan. Dengan memperlakukan mereka secara baik dan memuasakan, maka perusahaan akan menuai keuntungannya yang akhirnya dapat menghidupi pengushaa dan karyawannya.
Ingatlah bahwa kehidupan ibarat ladang pertanian yang subur. Setiap benih yang kita sebarkan akan tumbuh dan memberikan hasil. Kalau benih kebaikan yang kita taburkan, maka akan memberikan hasil kebaikan. Demikian sebaliknya. Maka kalau ingin meraih kesuksesan, tanamkan benih-benih pelayanan kepada orang lain, sehingga kita akan menuai kemudahan-kemudahan dalam kehidupan.

SUKSES DENGAN MELAYANI

“Semua orang bisa menjadi orang hebat karena semua orang bisa melayani. Anda tidak memerlukan ijazah perguruan tinggi untuk dapat melayani. Anda tidak perlu menimbang-nimbang dan memutuskan untuk melayani. Yang Anda butuhkan hanya hati yang penuh belas kasihan. Jiwa yang digerakkan oleh kasih.” - Martin Luther King -
Beberapa hari lalu saya datang ke sebuah Bank swasta di Jakarta untuk sebuah transaksi. Ketika selesai melakukan transaksi, teller dengan senyumnya yang ramah meminta saya memilih salah satu kertas kecil yang sudah disiapkan di meja teller dan memasukannya ke dalam kotak. Ada dua pilihan dengan dua warna kertas yang berbeda yang merupakan penilaian kita terhadap kinerja pelayanan si teller tersebut. Rupanya Bank yang memiliki jutaan nasabah pemegang ATM ini secara sadar berorientasi untuk mencetak karyawan yang memiliki orientasi pada “customer focus” dalam kinerjanya.

Pada hari lain saya memasuki banking hall sebuah bank swasta lainnya. Mulai dengan memasuki ruangan, saya menjumpai personil dengan sikap yang seragam, dari satpam yang mulai membukakan pintu, petugas customer service, teller sampai ke manager cabangnya. Rupanya Bank ini secara sadar juga berorientasi mencetak karyawan untuk menginternalisasikan dan saling menularkan nilai-nilai pelayanan dan integritas yang diekspresikan dalam tindakan nyata.
Derap persaingan dalam era kehidupan yang semakin komplek, apalagi dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif, semakin menuntut adanya peningkatan kualitas dalam pelayanan, kalau ingin bertahan dalam persaingan. Organisasi dan perusahaan tidak mengizinkan lagi seorang karyawan sebagai bagian dari perusahaan untuk tidak memberikan pelayanan dengan baik. Setiap karyawan merupakan bagian dari keunggulan organisasi perusahaan, sehingga harus berorientasi pada “customer focus” untuk memberikan kepuasaan pelanggan.
Marilah kita perhatikan pada setiap perusahaan-perusahaan besar, apa kunci prestasi mereka sehingga perusahaan mereka bisa bertahan di tengah maraknya persaingan ?
Apa kunci keberhasilan mereka untuk dapat terus bertumbuh menjadi besar ?.
Pasti Anda akan menemukan salah satu kunci terpenting dalam kesuksesannya adalah kesediaan untuk melayani pelanggannya. Maka banyak perusahaan mengangkat tema “kepuasan pelanggan” menjadi bagian penting dalam beberapa tahun terakhir ini. Perusahaan yang senantiasa mau mendengarkan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen niscaya akan lebih mudah dalam meraih dan mempertahankan kesuksesannya.

Paradigma melayani sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru, karena sudah sejak dulu para guru spiritual selalu mengajarkan akan hal ini. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana agar kita juga bisa memiliki hati yang mau melayani?
Mungkin beberapa langkah berikut ini perlu dipertimbangkan

1. Memandang pekerjaan adalah ibadah

Dalam hidup ini kita harus mempertanggungjawabkan kehidupan kita kepada Allah Sang Pemilik Kehidupan dan kepada orang lain. Dengan demikian, hendaknya setiap apa yang kita kerjakan dalam kehidupan hanyalah berorientasi pada pengabdian kita kepada Allah dan pelayanan kepada orang lain. Dengan memiliki kesadaran ini, maka pekerjaan adalah bagian dari ibadah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah dan kepada orang lain.
Memiliki kesadaran memandang pekerjaan sebagai bagian dari ibadah dapat memberikan keikhlasan hati untuk senantiasa melayani orang lain dengan baik. Apakah itu pelanggan kita, apakah itu teman-teman kita, apakah itu bos dan pemimpin kita. Dengan demikian orang lain akan memberikan apresiasi terhadap apa yang kita lakukan. Kalau hal ini dijadikan sebagai kedisiplinan, inilah modal bagi kesuksesan kita.

2. Kehidupan adalah kesempatan membantu orang lain.

Motivator kelas dunia, Zig Ziglar pernah berkata, “Anda bisa memperoleh apa pun dalam kehidupan ini sepanjang Anda juga mau menolong orang lain memperoleh apa yang mereka inginkan.” Inilah sebuah prinsip bahwa memperoleh apa yang kita inginkan dapat dimulai dengan membantu orang lain memperoleh keinginannya.
Hidup ini adalah sebuah anugerah dari Allah Tuhan Yang Maha Kaya. Sebagai rasa syukur terhadap kehidupan, kita harus menggunakannya untuk membantu orang lain, bukan hanya untuk diri kita sendiri. Hal ini secara tegas disebutkan oleh Allah bahwa kehadiran manusia ini mengemban amanah sebagai wakil Allah dimuka bumi ini. Manusia memiliki kewenangan sebagai “khalifah” penguasa kehidupan di muka bumi.
Dengan demikian setiap orang mengemban amanah untuk mensejahterakan kehidupan orang lain dan alam semesta ini. Bukan menghancurkan orang lain dan alam semesta untuk kepentingannya sendiri.
Gunakan kehidupan yang kita miliki sebagai kesempatan berharga untuk membantu banyak orang lain. Semakin banyak waktu kehidupan yang diberikan, semakin banyak manfaat yang kita bagikan untuk orang lain. Dengan demikian, hidup Anda akan jauh lebih bermakna.

3. Siapa Menabur Dialah Yang Akan Menuai

Pepatah bijak mengatakan siapa yang menabur dialah yang akan menuainya. Saya sangat sepaham dengan pepatah bijak ini, bahwa apa yang kita tabur akan kita tuai. Kalau kita menaburkan benih-benih kebaikan, maka kita akan memamen hasil kebaikan. Kalau kita menebarkan pelayanan, maka kita akan menuai kemudahan-kemudahan dalam kehidupan. Begitupun sebaliknya.
Sayangnya, banyak orang sering kurang menyadari, kalau rejeki yang kita peroleh sesungguhnya melalui orang lain. Demikian juga apa yang kita peroleh sebaiknya sebagian dibagikan bagi orang lain. Kalau kita sebagai karyawan, maka sesungguhnya gaji yang kita peroleh itu berasal dari pelanggan, bukan dari sang pemilik pemilik atau pemimpin perusahaan.
Demikian juga kalau kita seroang pengusaha, sesungguhnya keuntungan yang kita peroleh asalnya dari sang pelanggan. Maka penting memiliki kesadaran untuk memperhatikan suara dan keluhan pelanggan. Dengan memperlakukan mereka secara baik dan memuasakan, maka perusahaan akan menuai keuntungannya yang akhirnya dapat menghidupi pengushaa dan karyawannya.
Ingatlah bahwa kehidupan ibarat ladang pertanian yang subur. Setiap benih yang kita sebarkan akan tumbuh dan memberikan hasil. Kalau benih kebaikan yang kita taburkan, maka akan memberikan hasil kebaikan. Demikian sebaliknya. Maka kalau ingin meraih kesuksesan, tanamkan benih-benih pelayanan kepada orang lain, sehingga kita akan menuai kemudahan-kemudahan dalam kehidupan.

39 Kemuliaan Bagi Mereka Yang Bersyukur (By Bioenergi,"PENCERAHAN)

Anugerah bagi orang yang bersyukur antara lain diberi penglihatan dan diberi makrifat dan akhirnya dihadapkan dengan dimulaikan dihadapan-Nya. Apa-apa yang diberikan Allah SWT kepada manusia itu taat kepada Allahdan senantiasa berkhidmat kepada Allah dalam menempuh jalan ini seumur hidupnya, maka dalam garis besarnya ada 40 kemuliaan. Adapun 40 kemuliaan bagi mereka yang bersyukur :

Kemuliaan yang pertama :
Zikir dan dipuji oleh Allah SWT
Sungguh mulia sekali seseorang yang oleh Allah SWT diberi karunia : disebut dan dipuji.

Kemuliaan yang kedua :
Yang bakal diterima ketika masih berada di dunia adalah disyukuri (diterima) dan diagungkan oleh Allah SWT.

Kemuliaan yang ketiga :
Bagi mereka yang taat ketika masih di dunia yakni dicintai oleh Allah SWT.

Kemuliaan yang keempat :
Ketika masih di dunia, Allah menjadikan wakilnya (wakil-wakil orang yang taat), segala urusannya diatur oleh Allah SWT.

Kemuliaan yang kelima :
Allah SWT menanggung rezekinya, rezekinya dilimpahkan oleh Allah SWT dari satu keadaan kepada keadaan yang lain dengan tidak susah payah dan tidak akan ada akibatnya yang mencelakakan (benar-benar halal).

Kemuliaan yang keenam :
Allah memberi pertolongan kepadanya dalam menghadapi setiap musuh, dihindarkan oleh-Nya tiap-tiap orang yang bermaksud jahat kepadanya.

Kemuliaan yang ketujuh :
Allah menenteramkan hatinya, tidak ada rasa khawatirsama sekali tidak takut diubah, tidak takut diganti.

Kemuliaan yang kedelapan :
Derajatnya menjadi mulia, tidak terkena oleh hinanya berkhidmat kepada dunia dan kepada ahli-ahli dunia, malah tidak rida dikhidmati oleh raja-raja dunia dan para penguasa yang lainnya, mereka semuanya itu dijauhkan karena tidak merasa perlu kepadanya.

Kemuliaan yang kesembilan :
Himmah-nya diangkat oleh Allah SWT sehingga jauh di atas, tidak jatuh ke bawah, tidak dipenuhi oleh kotoran-kotoran dunia dan ahlinya, tidak mengacuhkan kepada hiasan-hiasan bohongnya dan tempat-tempat yang akan menyebabkan lupa kepada akhirat dan lupa kepada Allah SWT., Dirinya ibarat orang yang sudah wasa yang sudah tidak menyukai kepada permainan-permainan anak-anak.

Kemuliaan yang kesepuluh :
Kekayaan hati, ini berarti bahwa dirinya lebih kaya daripada orang-orang yang kaya di dunia. Hatinya itu rida, berlapang dada, tidaklah kaget oleh kejadian-kejadian apa saja dan tidak pernah susah oleh ketiadaan.

Kemuliaan yang kesebelas :
Hatinya itu bersih, dengan kebersihan hatinya maka dengan mudah memperoleh ilmu-ilmu dan rahasia-rahasia, hikmat-hikmat, tidak akan terkejar oleh yang lain sedikit pun dari bagian tersebut, kecuali dengan susah payah dan dalam waktu yang lama,maka barulah akan dikejar, tapi hanya sedikit saja.

Kemuliaan yang keduabelas :
Oleh Allah SWT dadanya perlu dilapangkan, tidak merasa sempit atau kesal dari cobaan dan musibahnya dunia dan dari gangguan yang datang dari orang lain dan dari kelakuan-kelakuan jahat terhadapnya.

Kemuliaan yang ketigabelas :
Orang lain merasa segan dan simpati kepadanya, dan dihormati oleh orang-orang yang baik serta di segani oleh raja-raja yang zalim seperti fir’aun yang merusak.

Kemuliaan yang keempatbelas :
Perasaan cinta pada hati orang-orang, Allah SWT menanamkan cinta di hati orang-orang itu kepadanya, semua hatinya cenderung untuk mahabbah kepadanya, seolah-olah semua akhlaknya itu dibuat untuk mencintai dan mengagungkan serta memuliakan kepadanya.

Kemuliaan yang kelimabelas :
Berkah (kebaikan yang banyak) yang umum dalam setiap perkataannya malah nafasnya pun berkah, perilaku berkah, sehingga tanah yang bekas diinjaknya pun dianggap berkah, demikian pula berkahnya itu diharapkan oleh orang yang bersahabat dengan beliau dan juga orang-orang yang melihatkepada beliau sewaktu masih hidup.

Kemuliaan yang keenambelas :
Ditaklukannya bumi, daratan dan lautan dan apabila di kehendaki maka beliau dapat berjalan di udara atau di atas air, atau menempuh bumi manapun dalam tempo kurang dari satu jam.

Kemuliaan yang ketujuhbelas :
Hewan-hewan pun ditaklukan, baik binatang buas, binatang hutan dan lain-lain semuanya cinta kepada beliau, singapun mengerak-gerakkan ekor kepadanya.

Kemuliaan yang kedelapanbelas :
Mempunyai kunci-kunci bumi, di mana saja di tepuk olehnya di sana terdapat gudang-gudang harta, apabila dikehendakinya dimana saja dijejakan kakinya, maka tersemburlah mata air apabila diperlukan dimana saja berhenti / istirahat, maka tersedialah hidangan bilamana dimaksudkan oleh beliau.

Kemuliaan yang kesembilanbelas :
Pimpinan dan pengaruh dalam pintunya Rabbul Izzati, jadi orang-orang itu mencari wasilah dengan berkhidmat kepadanya agar dekat kepada Allah SWT. Ingin hasil maksud dari Allah SWT dengan pengaruh dan berkahnya (tawassul) jadi saya mengikari tawasul itu adalah karena belum mengenal derajatnya para aulia.

Kemuliaan yang keduapuluh :
Oleh Allah SWT, doanya itu dijabah, apa saja yang dimohonkannya kepada Allah SWT, maka dilaksanakan oleh Allah, apabila mendoakan kepada siapa aja tentu syafaatnya itu di terima.

Kemuliaan yang keduapuluh satu :
Dientengkan sakaratul-mautnya, padahal sakaratul maut itulah yang paling di khawatirkan oleh para Nabi Salawatullahi-wasalamuhu’alaihim ajma’in. Sehingga ada para wali yang meninggalkannya seperti yang sedang meminum air saja yang sangat nikmat bagi orang yang kehausan, firman Allah SWT, “Orang yng didatangi oleh Malaikat akan dicabut nyawanya, mereka merasa senang.”

Kemuliaan yang keduapuluh dua :
Tetap dalam makrifat dan iman. Tidak adanya iman itulah yang paling ditakuti dan paling dikhawatirkan serta yang ditangisi itulah yang dipakai keluh kesah. Firman Allah, “Orang-orang yang beriman (para aulia) ditetapkan oleh Allah SWT. Dengan ucapan yang tetap dalam hidup di dunia dan di akhirat.”

Kemuliaan yang keduapuluh tiga :
Oleh Allah SWT dilimpahkan kepadanya kesenangan-kesenangan, wangi-wangian dan khabar yang menggembirakan disertai keridaan dan aman, sebagaimana firman Allah, “Jangan takut dan bersedih, bergembiralah kamu dengan Surga yang telah dijanjikan untukmu.” Jadi beliau-beliau itu tidak merasa takut atas apa yang kelak di hadapi olehnya di akhirat dan tidak bersedia atas apa yang ditinggalkannya di dunia.

Kemuliaan yang keduapuluh empat :
Kekal di Surga.

Kemuliaan yang keduapuluh lima :
Di alam gaib, ruhnya itu diiring (bagaikan pengantin) dan naik ke langit dan bumi dengan pengormatan dan kelemah-lembutan, dikaruniai kenikmatan-kenikmatan sedangkan badan dialam kenyataan (sebelum masuk kubur), mayatnya diagungkan, berebutan untuk menyembahyangkannya serta di urus secepatnya, karena mereka yang menguruskannya itu mengharapkan pahala yang besar dan dianggapnya suatu keuntungan yang paling besar.

Kemuliaan yang keduapuluh enam :
Aman dari pertanyaan kubur dan ditakdirkan menjawab dengan benar, sehingga aman dari huru-hara kubur.

Kemuliaan yang keduapuluh tujuh :
Di luaskan serta diterangi kuburnya, berada pada satu taman surga sampai Hari Kiamat.

Kemuliaan yang keduapuluh delapan :
Nyawanya itu di hadapan Allah SWT, merasa tenang dan tenteram, dikuburnya senang, nyawanya pun senang sekalipun berpisah dengan badannya dan nyawanya di hormat disimpan di dalam burung-burung yang hijau bersama-bersama saudara-saudara yang saleh dengan riang gembira dalam memperoleh karunia dari Allah SWT.

Kemuliaan yang keduapuluh sembilan :
Paras mukanya bersih dan bercahaya, firman Allah SWT, “Wajah-wajah pada hari itu bersih bersinar melihat kepada Tuhan.” Dan firman-Nya pula, “Ada wajah pada hari itu
(Kiamat) bercahaya, senyum gembira.”

Kemuliaan yang ketigapuluh satu :
Aman dari huru-hara hari kiamat. Firman Allah SWT, “Apakah lebih baik dari kafir yang datangnya dengan ketakutan ataukah mukmin yang datangnya dengan aman?”

Kemuliaan yang ketigapuluh dua :
Menerima catatan amal-amal itu dari sebelah kanan (sebagai suatu tanda keselamatan) dan ada pula yang tidak diberi catatan sama sekali (sebab tidak akan dihisab).
Kemuliaan yang ketigapuluh tiga :
Sekalipun di hisab, maka hisabannya itu dientengkan, bahkan ada yang tidak di hisab sama sekali.

Kemuliaan yang ketigapuluh empat :
Timbangan kebaikannya berat, bahkan ada yang tidak ditimbang sama sekali.

Kemuliaan yang ketigapuluh lima :
menghadap kepada Rasulullah SAW di telaga dan dia minum di telaga Rasulullah, yang apabila telah minum di telaga itu, maka tidak akan merasa dahaga lagi sama sekali.

Kemuliaan yang ketigapuluh enam :
Bisa menempuh jurang shirathal mustaqim dan selamat dari neraka jahanam, malah ada yang sama sekali tidak mendengar suara nerka jahanam, dia kekal pada apa-apa yang diinginkan oleh hati mereka, bagi mereka api neraka itu dipadamkan.

Kemuliaan yang ketigapuluh tujuh :
Bisa memberi syafaat kepada orang lain di pandang Mahsyar di Hari Kiamat sebagaimana para Nabi dan Rasul memberikan syafaatnya (jadi orang yang salehpun dapat memberikn syafaat kepada para ahlinya, kaumnya dan tetangganya).

Kemuliaan yang ketigapuluh delapan :
Memperoleh kerajaan yang kekal di surga.

Kemuliaan yang ketigapuluh sembilan :
Keridoian dari Maha Agung, dari Allah SWT.

39 Kemuliaan Bagi Mereka Yang Bersyukur (By Bioenergi,"PENCERAHAN)

Anugerah bagi orang yang bersyukur antara lain diberi penglihatan dan diberi makrifat dan akhirnya dihadapkan dengan dimulaikan dihadapan-Nya. Apa-apa yang diberikan Allah SWT kepada manusia itu taat kepada Allahdan senantiasa berkhidmat kepada Allah dalam menempuh jalan ini seumur hidupnya, maka dalam garis besarnya ada 40 kemuliaan. Adapun 40 kemuliaan bagi mereka yang bersyukur :

Kemuliaan yang pertama :
Zikir dan dipuji oleh Allah SWT
Sungguh mulia sekali seseorang yang oleh Allah SWT diberi karunia : disebut dan dipuji.

Kemuliaan yang kedua :
Yang bakal diterima ketika masih berada di dunia adalah disyukuri (diterima) dan diagungkan oleh Allah SWT.

Kemuliaan yang ketiga :
Bagi mereka yang taat ketika masih di dunia yakni dicintai oleh Allah SWT.

Kemuliaan yang keempat :
Ketika masih di dunia, Allah menjadikan wakilnya (wakil-wakil orang yang taat), segala urusannya diatur oleh Allah SWT.

Kemuliaan yang kelima :
Allah SWT menanggung rezekinya, rezekinya dilimpahkan oleh Allah SWT dari satu keadaan kepada keadaan yang lain dengan tidak susah payah dan tidak akan ada akibatnya yang mencelakakan (benar-benar halal).

Kemuliaan yang keenam :
Allah memberi pertolongan kepadanya dalam menghadapi setiap musuh, dihindarkan oleh-Nya tiap-tiap orang yang bermaksud jahat kepadanya.

Kemuliaan yang ketujuh :
Allah menenteramkan hatinya, tidak ada rasa khawatirsama sekali tidak takut diubah, tidak takut diganti.

Kemuliaan yang kedelapan :
Derajatnya menjadi mulia, tidak terkena oleh hinanya berkhidmat kepada dunia dan kepada ahli-ahli dunia, malah tidak rida dikhidmati oleh raja-raja dunia dan para penguasa yang lainnya, mereka semuanya itu dijauhkan karena tidak merasa perlu kepadanya.

Kemuliaan yang kesembilan :
Himmah-nya diangkat oleh Allah SWT sehingga jauh di atas, tidak jatuh ke bawah, tidak dipenuhi oleh kotoran-kotoran dunia dan ahlinya, tidak mengacuhkan kepada hiasan-hiasan bohongnya dan tempat-tempat yang akan menyebabkan lupa kepada akhirat dan lupa kepada Allah SWT., Dirinya ibarat orang yang sudah wasa yang sudah tidak menyukai kepada permainan-permainan anak-anak.

Kemuliaan yang kesepuluh :
Kekayaan hati, ini berarti bahwa dirinya lebih kaya daripada orang-orang yang kaya di dunia. Hatinya itu rida, berlapang dada, tidaklah kaget oleh kejadian-kejadian apa saja dan tidak pernah susah oleh ketiadaan.

Kemuliaan yang kesebelas :
Hatinya itu bersih, dengan kebersihan hatinya maka dengan mudah memperoleh ilmu-ilmu dan rahasia-rahasia, hikmat-hikmat, tidak akan terkejar oleh yang lain sedikit pun dari bagian tersebut, kecuali dengan susah payah dan dalam waktu yang lama,maka barulah akan dikejar, tapi hanya sedikit saja.

Kemuliaan yang keduabelas :
Oleh Allah SWT dadanya perlu dilapangkan, tidak merasa sempit atau kesal dari cobaan dan musibahnya dunia dan dari gangguan yang datang dari orang lain dan dari kelakuan-kelakuan jahat terhadapnya.

Kemuliaan yang ketigabelas :
Orang lain merasa segan dan simpati kepadanya, dan dihormati oleh orang-orang yang baik serta di segani oleh raja-raja yang zalim seperti fir’aun yang merusak.

Kemuliaan yang keempatbelas :
Perasaan cinta pada hati orang-orang, Allah SWT menanamkan cinta di hati orang-orang itu kepadanya, semua hatinya cenderung untuk mahabbah kepadanya, seolah-olah semua akhlaknya itu dibuat untuk mencintai dan mengagungkan serta memuliakan kepadanya.

Kemuliaan yang kelimabelas :
Berkah (kebaikan yang banyak) yang umum dalam setiap perkataannya malah nafasnya pun berkah, perilaku berkah, sehingga tanah yang bekas diinjaknya pun dianggap berkah, demikian pula berkahnya itu diharapkan oleh orang yang bersahabat dengan beliau dan juga orang-orang yang melihatkepada beliau sewaktu masih hidup.

Kemuliaan yang keenambelas :
Ditaklukannya bumi, daratan dan lautan dan apabila di kehendaki maka beliau dapat berjalan di udara atau di atas air, atau menempuh bumi manapun dalam tempo kurang dari satu jam.

Kemuliaan yang ketujuhbelas :
Hewan-hewan pun ditaklukan, baik binatang buas, binatang hutan dan lain-lain semuanya cinta kepada beliau, singapun mengerak-gerakkan ekor kepadanya.

Kemuliaan yang kedelapanbelas :
Mempunyai kunci-kunci bumi, di mana saja di tepuk olehnya di sana terdapat gudang-gudang harta, apabila dikehendakinya dimana saja dijejakan kakinya, maka tersemburlah mata air apabila diperlukan dimana saja berhenti / istirahat, maka tersedialah hidangan bilamana dimaksudkan oleh beliau.

Kemuliaan yang kesembilanbelas :
Pimpinan dan pengaruh dalam pintunya Rabbul Izzati, jadi orang-orang itu mencari wasilah dengan berkhidmat kepadanya agar dekat kepada Allah SWT. Ingin hasil maksud dari Allah SWT dengan pengaruh dan berkahnya (tawassul) jadi saya mengikari tawasul itu adalah karena belum mengenal derajatnya para aulia.

Kemuliaan yang keduapuluh :
Oleh Allah SWT, doanya itu dijabah, apa saja yang dimohonkannya kepada Allah SWT, maka dilaksanakan oleh Allah, apabila mendoakan kepada siapa aja tentu syafaatnya itu di terima.

Kemuliaan yang keduapuluh satu :
Dientengkan sakaratul-mautnya, padahal sakaratul maut itulah yang paling di khawatirkan oleh para Nabi Salawatullahi-wasalamuhu’alaihim ajma’in. Sehingga ada para wali yang meninggalkannya seperti yang sedang meminum air saja yang sangat nikmat bagi orang yang kehausan, firman Allah SWT, “Orang yng didatangi oleh Malaikat akan dicabut nyawanya, mereka merasa senang.”

Kemuliaan yang keduapuluh dua :
Tetap dalam makrifat dan iman. Tidak adanya iman itulah yang paling ditakuti dan paling dikhawatirkan serta yang ditangisi itulah yang dipakai keluh kesah. Firman Allah, “Orang-orang yang beriman (para aulia) ditetapkan oleh Allah SWT. Dengan ucapan yang tetap dalam hidup di dunia dan di akhirat.”

Kemuliaan yang keduapuluh tiga :
Oleh Allah SWT dilimpahkan kepadanya kesenangan-kesenangan, wangi-wangian dan khabar yang menggembirakan disertai keridaan dan aman, sebagaimana firman Allah, “Jangan takut dan bersedih, bergembiralah kamu dengan Surga yang telah dijanjikan untukmu.” Jadi beliau-beliau itu tidak merasa takut atas apa yang kelak di hadapi olehnya di akhirat dan tidak bersedia atas apa yang ditinggalkannya di dunia.

Kemuliaan yang keduapuluh empat :
Kekal di Surga.

Kemuliaan yang keduapuluh lima :
Di alam gaib, ruhnya itu diiring (bagaikan pengantin) dan naik ke langit dan bumi dengan pengormatan dan kelemah-lembutan, dikaruniai kenikmatan-kenikmatan sedangkan badan dialam kenyataan (sebelum masuk kubur), mayatnya diagungkan, berebutan untuk menyembahyangkannya serta di urus secepatnya, karena mereka yang menguruskannya itu mengharapkan pahala yang besar dan dianggapnya suatu keuntungan yang paling besar.

Kemuliaan yang keduapuluh enam :
Aman dari pertanyaan kubur dan ditakdirkan menjawab dengan benar, sehingga aman dari huru-hara kubur.

Kemuliaan yang keduapuluh tujuh :
Di luaskan serta diterangi kuburnya, berada pada satu taman surga sampai Hari Kiamat.

Kemuliaan yang keduapuluh delapan :
Nyawanya itu di hadapan Allah SWT, merasa tenang dan tenteram, dikuburnya senang, nyawanya pun senang sekalipun berpisah dengan badannya dan nyawanya di hormat disimpan di dalam burung-burung yang hijau bersama-bersama saudara-saudara yang saleh dengan riang gembira dalam memperoleh karunia dari Allah SWT.

Kemuliaan yang keduapuluh sembilan :
Paras mukanya bersih dan bercahaya, firman Allah SWT, “Wajah-wajah pada hari itu bersih bersinar melihat kepada Tuhan.” Dan firman-Nya pula, “Ada wajah pada hari itu
(Kiamat) bercahaya, senyum gembira.”

Kemuliaan yang ketigapuluh satu :
Aman dari huru-hara hari kiamat. Firman Allah SWT, “Apakah lebih baik dari kafir yang datangnya dengan ketakutan ataukah mukmin yang datangnya dengan aman?”

Kemuliaan yang ketigapuluh dua :
Menerima catatan amal-amal itu dari sebelah kanan (sebagai suatu tanda keselamatan) dan ada pula yang tidak diberi catatan sama sekali (sebab tidak akan dihisab).
Kemuliaan yang ketigapuluh tiga :
Sekalipun di hisab, maka hisabannya itu dientengkan, bahkan ada yang tidak di hisab sama sekali.

Kemuliaan yang ketigapuluh empat :
Timbangan kebaikannya berat, bahkan ada yang tidak ditimbang sama sekali.

Kemuliaan yang ketigapuluh lima :
menghadap kepada Rasulullah SAW di telaga dan dia minum di telaga Rasulullah, yang apabila telah minum di telaga itu, maka tidak akan merasa dahaga lagi sama sekali.

Kemuliaan yang ketigapuluh enam :
Bisa menempuh jurang shirathal mustaqim dan selamat dari neraka jahanam, malah ada yang sama sekali tidak mendengar suara nerka jahanam, dia kekal pada apa-apa yang diinginkan oleh hati mereka, bagi mereka api neraka itu dipadamkan.

Kemuliaan yang ketigapuluh tujuh :
Bisa memberi syafaat kepada orang lain di pandang Mahsyar di Hari Kiamat sebagaimana para Nabi dan Rasul memberikan syafaatnya (jadi orang yang salehpun dapat memberikn syafaat kepada para ahlinya, kaumnya dan tetangganya).

Kemuliaan yang ketigapuluh delapan :
Memperoleh kerajaan yang kekal di surga.

Kemuliaan yang ketigapuluh sembilan :
Keridoian dari Maha Agung, dari Allah SWT.